D i teras sebuah rumah sederhana bercat putih, tampak seorang lelaki duduk lesu di kursi dengan kaki kanan menyilang di dengkul kiri. Seperti duduknya Nazwa Shihab. Sikut tangan kanannya bertumpu pada peganggan kursi, sementara lengannya tegak menyangga kepalanya yang miring. Entah kenapa dia duduk dengan gaya seperti itu. Mungkin kepalanya sedang berat akibat banyak pikiran. Atau mungkin tidak kuat menanggung beban jelek di wajahnya, sehingga butuh bantuan tangan untuk menopang wajahnya itu. Mungkin! Tapi sebenarnya jika diperhatikan secara seksama dan dalam tempo yang agak lama, cowok itu tidak jelek-jelek amat, walau sesungguhnya memang tidak ganteng juga. Ganteng pas-pasan, pas di dalam kegelapan, pas menghadap ke belakang atau pas dilihat dari jarak minimal 500 meter. "Sotul?" Seseorang menyebut namanya. Dia menoleh, dan tampak olehnya seorang pria muda sedang berjalan lancar ke arahnya. Kalau tidak salah namanya Putra, sahabat Sotul dari zaman SMA hingg